#DIRUMAHAJA? YUK JAGA KESEHATAN MENTAL !!


Saat ini seluruh dunia sedang berjuang melawan penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), tidak terkecuali dengan Indonesia. Sejak terkonfirmasi kasus pertamanya pada tanggal 02 Maret 2020 sebanyak 2 orang, kasus tersebut semakin meningkat signifikan pada tanggal 09 Maret dengan jumlah pasien sebanyak 19 orang, selang sepekan dari itu Indonesia mencatat kasus Covid-19 yang terkonfirmasi sebanyak 134 orang dan data tersebut terus meningkat hingga saat ini.

Meningkatnya kasus dan penyebaran Covid-19 di Indonesia, ditambah dengan pengumuman dari World Health Organization (WHO) pada tanggal 11 Maret 2020 bahwa virus Corona Covid-19 sebagai pandemi, maka pemerintah terus mencari cara untuk memutuskan mata rantai penyebaran virus Covid-19 ini, salah satu langkah yang diambil pemerintah adalah dengan mengajak masyarakat memberlakukan social distancing atau physical distancing.
Social distancing merupakan cara pencegahan dan pengendalian terinfeksi Covid-19 dengan cara membatasi kunjungan ketempat keramaian, tidak berkontak langsung dengan orang lain dan menjaga jarak setidaknya 1 meter ketika berintekasi dengan orang lain, namun selang beberapa waktu pemerintah mengganti social distancing dengan physical distancing.
Saat social distancing ataupun physical distancing diberlakukan banyak aktivitas dilakukan melaui rumah, baik itu pekerjaan yang dikenal dengan Work From Home (WFH), belajar dari rumah, menunda seluruh kegiatan seminar, konferensi dan lainnya, dengan menggantikannya secara online lewat vidio ataupun teleconference.
Namun belakangan ini pemberlakuaan social distancing atau physical distancing menimbulkan permasalahan baru seperti kesehatan mental, dimana ketika semua pekerjaan dilakukan dirumah ditambah dengan terpaparnya informasi atau berita yang diriliskan media-media masa baik cetak maupun online berisikan kabar buruk terkait Corona. Ditambah banyaknya beredar berita hoaks di jejaring media sosial dan komunikasi seperti Facebook, Whatsapp, Instagram dan Twitter semakin memperparah kondisi saat ini.
Intan Dewi Kumala,S.Psi.,M.Si Seorang Dosen Prodi Psikologi Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Aceh dan juga merupakan peneliti dari TDMRC Unsyiah mengatakan, hanya segelintir saja ada yang mengulas terkait keberhasilan penanggulangan Covid-19 dan menyoroti cerita dari pasien-pasien yang sembuh dari Virus tersebut. Minimnya terkait keberhasilan penanggulangan dan cerita pasien yang sembuh, membuat banyak orang merana dengan Corona yang kemudian berdampak pada terkurasnya mental yang berujung pada depresi.
Intan Dewi Kumala juga mengatakan, belakang banyak orang yang mengeluh mengalami sakit kepala, tegang bahu, sulit tidur, mual dan juga mengalami gejala serupa dengan Covid-19 seperti demam, flu, batuk kering, tenggorakan sakit dan susah bernafas, yang di karenakan ada kaitannya antara psikosomatis dan Coronaphobia.
Coronaphobia dapat menyebabkan gangguan psikosomatis, apabila tidak dapat tertangani dengan baik dapat mengakibatkan ketidakseimbangan susunan saraf pusat, syaraf otonom, dan juga sistem hormonal serta turut mengakibatkan daya tahan tubuh menurun. Ketika daya tubuh menurun maka dapat menyebabkan gangguan fisik dan kondisi ini akan diperparah jika memiliki riwayat penyakit kronis.
Baca Juga : SEL LEARNING.!
Maka dari itu agar tehindar dari perasaan cemas dan juga luapan gelombang negatif yang dapat menyebabkan gangguan psikomatis, merawat kesehatan mental selama pandemi virus Covid-19 ini dapat dilakukan beberapa kegiatan positif berikut :
1. Tingkatkan Vibrasi Positif
Dalam menjaga kesehatan tentu hal yang paling perlu kita tingkatkan adalah vibrasi positif, dimana vibrasi positif ini merupakan getaran postif yang dapat memengaruhi diri kita sendiri dan juga alam. Dampak dari vibrasi positif ini ini adalah meningkatnya daya tahan fisik karena bakteri baik aktif, regenerasi sel, dan meningkatkan imunitas tubuh, adapaun langkah meningkatkan vibrasi positif adalah:
• Mulailah dari pikiran dan hati yang jernih
Hati-hati dengan permain pikiran dan hati, karena pikiran negatif dan hati yang kotor bisa menurunkan imunitas dan berakibat mudah diserang virus. Kita sebenarnya mengambil kendali penuh terhadap pikiran dan hati, maka jadilah tuan dari pikiran dan hati kita bukan menjadi budak dari pikiran dan hati kita. Maka dengan pikiran damai, positif dan juga hati bersih kita dapat menikapi siatuasi saat ini dengan tenang, terima , dan mengambil hikmah ataupun pelajaran.
• Tikatkan Ibadah dimanapun dan kapanpun
Tsabit Al-Banani berkata “saya tahu kapan Allah mengingatku.” Orang-orang pun merasa khawatir dengan ucapannya, sehingga mereka pun bertanya “bagimana kamu mengetahuinya?” Tsabit menjawab “saat aku mengingat-Nya maka Dia mengingatku.” Hal tersebut selaras dengan firman Allah dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah Ayat 152 “ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepada mu.”
Mendekatkan diri kepada allah SWT dimasa Covid-19 ini dapat dilakukan dalam beberapa cara seperti berbaik sangka kepada Allah atas segala cobaan dan pelajaran yang berikan kepada hamba-Nya dengan bersabar, bersyukur dan bertawakkal.
Waktu seperti saat ini ada baiknya untuk lebih banyak mengingat dan mendekatkan diri kepada Allah SWT, selaku pencipta dan juga pemilik semesta alam yang mungkin selama ini kita jarang berkeluh kesah padanya karena terlalu sibuk dengan rutinitas pekerjaan dan aktivitas lainnya.
Aktivitas menyenangkan lainnya yang dapat dilakukan sembari mendekatkan diri kepada sang pencipta adalah dengan mendoakan alam semesta, mendoakan keluarga, mendoakan diri sendiri dan juga orang-orang disekitar kita.
• Tularkan vibrasi positif di lingkungan sekitar
Setelah vibrasi positif hadir dalam diri kita, maka sebarkan gerakan vibrasi postif tersebut kelingkungan sekitar, mengajak dan mendorong untuk peduli sesama di situasi seperti saat ini, dan berkolaborasi mencari solusi.
2. Selektif Membaca dan Tidak Latah Dalam Membagikan Informasi
Disituasi seperti ini tentu tidak ada salahnya kita mencari informasi dan juga pekembangan terkait penangangan Covid-19, karena sebuah informasi akan menambah pengetahuan dan dapat mengetahui langkah penanggulangan yang dapat diambil secara mandiri.
Namun dalam membaca informasi kita harus selektif agar tidak terpapar informasi yang kurang aktual atau hoaks. Bacalah informasi dari media resmi dan instansi resmi bukan dari berita yang tersebar di WhatsApp, Facebook, Instagram ataupun Twitter yang belum diketahui sumber dan kebenarannya.
Selain selektif dalam mencari dan membaca informasi, kita juga dituntut untuk tidak latah dalam men-share informasi, terutama informasi yang belum jelas sumber dan kebenarannya. Karena ketika kita membagikan informasi tersebut, kita tidak mengetahui sampai mana informasi tersebut akan berlabuh, sehingga informasi yang belum ada sumber dan kebenaran tersebut hanya akan membuat gaduh di masyarakat.
Jadi ketika mendapatkan informasi gunakanlah metode S.T.A.R yaitu Stop (berhenti), Think and Asses ( dipikirkan dan dinilai) dan Respond. Maka dengan metode seperti ini kita akan terhindar dari penyebaran informasi hoaks ataupun fake news.
3. Self Learning
Disela-sela melakukan aktivitas yang serba dilakukan selama #dirumahaja, pilihan lain yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pengembangan diri. Saat ini kita lebih memiliki banyak waktu untuk mengembangkan diri dan juga skill kita, terlebih banyak platform pengembangan skill yang menyediakan kelas gratis selama masa social distancing, seperti Skill Academy dari Ruang Guru yang memberikan satu kali kesempatan bagi setiap pemilik akun mendapatkan kelas gratis, selain itu Udemy juga menyediakan banyak kelas gratis dari berbagai bidang keilmuan. Selain dari platform tersebut, berikut media yang dapat dijadikan self learning :
Google dan Youtube
Mungkin ini memang terlalu umum, namun dua website atau platform ini mampu menjawab kebutuhan kita untuk mengembangkan diri, cara mejawab kebutuhan kita adalah dengan search engine dan kedua ini merupakan search engine besar, dimana posisi pertama dimiliki oleh Google dan kedua oleh Youtube. Dalam konteks self learning melalui Google dan Youtube adalah dengan mempelajari kata kunci yang tepat, karena ketika dengan kata kunci yang tepat kita akan menemukan pencarian sesuai sasaran.
Linkedin
Ini merupakan media sosial yang banyak digunakan professional, sehingga kita bisa memfollow tokoh-tokoh atau akun professional yang relevan dengan kita. Karena Linkedin adalah media sosial dari para professional, maka kita akan menemukan sharing-sharing menarik atupun artikel yang mereka tulis. Selain bisa membaca artikel ataupun sharing informasi dari para professional ini, kita juga bisa berinteraksi dengan menambahkannya sebagai koneksi profesinal kita di Linkedin, sehingga tidak hanya menjadi media belajar tetapi juga media untuk memperluas koneksi dan jejaring pertemanan.
• Podcast
Podcast ini merupakan media belajar berbagai hal bagi mereka yang menyukai media belajar secara audio visual, baik itu mendengarkan melalui iTunesSportify ataupun Google Podcast. Podcast berisikan banyak hal terkait ilmu yang dapat dipelajari baik berupa tips, study case ataupun lainnya, mulai dari tema ekonomi dan marketing, sains serta teknologi. Selain itu, juga terdapat ilmu tentang belajar Bahasa inggris, self improvement, dan lainnya.
4. Meluangkan Waktu Dengan Hobi
Hobi adalah kegiatan yang disukai pemiliknya untuk dilakukan di waktu luang. Kebanyakan orang memiliki hobi, dan bekerja 180 derajat berbeda dengan hobinya. Misalnya bekerja sebagai sales tapi punya hobi bernyanyi, atau seorang penyiar dengan hobinya membaca buku. Sehingga perbedaan antara hobi dan pekerjaan dan juga padatnya kegiatan membuat orang kesulitan melaksanakan hobinya, padahal melaksanakan hobi memiliki banyak manfaat seperti membangkitkan mood, dan juga mengembalikan semangat. Ketika melakukan aktivitas #dirumahaja, mungkin ini adalah waktu yang tepat untuk kita melakukan hobi selain mengisi waktu luang, juga memperbaiki mood yang dapat merangsang hormon positif untuk meningkatkan imun.
5. Berkumpul Bersama Keluarga
Mungkin bagi sebagian orang tua dan anak ini merupakan kesempatan emas untuk berkumpul bersama keluarga, karena semua melakukan aktivitas dirumah.
Selama ini banyak orang tua yang sibuk bekerja dan pulang malam sehingga sangat sedikit waktu untuk bersama anak. Begitu juga sang anak, selama ini mungkin sekolah dari pagi sampai sore, kemudian dilanjutkan dengan pengajian atau aktivitas lainnya yang membuat waktu bersama keluarga sangat sedikit. Ketika melakukan social distancing maka inilah kesempatan untuk melakukan aktivitas bersama dan kesempatan orang tua mendidik anak-anaknya secara mandiri. Selain itu kondisi seperti ini juga mengembalikan fungsi keluarga seperti fungsi sosial dan pendidikan, fungsi cinta dan kasih sayang, fungsi perlindungan, fungsi agama dan fungsi lainnya.
6. Silaturrahmi Dengan Keluarga dan Teman Melalui Video Conference
Selaku makhluk sosial, kita tidak dapat terlepas dengan orang lain walaupun disituasi seperti saat ini, kita masih bisa malakukan kegiatan sosial, berinteraksi dan berbagi cerita bersama keluarga, teman maupun orang terdekat lainnya melalu video maupun teleconference. Dengan berbagi cerita kita sedikit melegakan pikiran dan melonggarkan sel-sel saraf.
Itulah beberapa kegiatan yang dapat dilakukan selama #dirumahaja, tentunya sambil menjaga dan merawat kondisi mental kita. Tetap waspada, lindungi diri sendiri, keluarga dan orang sekitar, tentu sambil berharap pandemi virus Corona Covid-19 ini segera berlalu dan dapat mengambil hikmah disetiap kejadian yang kita alami.

Comments

Popular Posts