SIAPA BILANG BERPENDIDIKAN DAN BERPRESTASI TIDAK BISA.?



Pengujung tahun 2018 yang lalu, menjadi salah satu mahasiswa berprestasi Teknik Lingkungan.

Tidak terasa udah sejauh ini melangkah.

Dalam hati terbesit “ Tuhan ketika saya sudah melangkah terlalu jauh, ingatkan lah saya pada asal saya, ingatkan saya pada perjuangan untuk bisa seperti saat ini, perjuangan untuk berpendidikan”

Malanjutkan pendidikan di perguruan tinggi merupakan mimpi bagi saya, sadar ketika kedua orang tua sudah tidak ada lagi (sudah almarhum/almarhumah), dan di tengah ekonomi yang terbatas, Namun karena dorongan dan motivasi yang saya dapatkan dari keluarga dan teman-teman maka saya yakin untuk memulai sebuah mimpi yang besar bagi seorang anak yatim piatu dan keluarga yang hanya kerja serabutan jualan bakso dan mie disekolah belakang rumah.

Setelah Menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas (SMA), saya terpacu melihat teman-teman lainnya yang mulai sibuk mempersiapkan diri untuk masuk perguruan tinggi, mulai dari mendaftar di berbagai perguruan tinggi, mengikuti bimbingan belajar (Bimbel) persiapan masuk keperguruan tinggi, hingga mencari peluang beasiswa.

Ketika yang lain mengambil Les/Bimbel dengan biaya yang tergolong mahal, saya hanya mengambil jalan untuk les bimbel bersama anak-anak daerah yang di selenggarakan gratis oleh mahasiswa Aceh Selatan di karenakan tidak ada biaya. Setelah itu saya cobalah daftar dibeberapa perguruan tinggi dan beberapa kali coba jalur undangan dengan beasiswa, namun saya gagal, dan hampir semua jalur seleksi masuk perguruan tinggi saya gagal tembus untuk menjadi mahasiswa.

Sempat putus asa, tapi lagi-lagi berkat dorongan keluarga dan motivasi dari teman-teman saya kembali mencoba walaupun setelah lulus masih mikir biaya kuliah dari mana nantinya. 

Selanjutnya saya coba masuk perguruan tinggi untuk jalur seleksi yang terakhir di sebuah perguruan tinggi, yaitu jalur mandiri. Semua kemampuan saya kerahkan berjuang dalam hujan untuk bisa ikut seleksi masuk salah satu perguruan tinggi, sampai kartu untuk ujian seleksi perguruan tinggi waktu itu basah dan robek. Tapi Alhamdulillah perjuangan itu menghasilkan jawaban yang memuaskan.

Tepat tanggal 18 Agustus 2015 diterima di salah satu perguruan tinggi Negeri di Aceh yaitu Universitas Islam Negeri Ar Raniry, tepatnya pada Program Studi Teknik Lingkungan. 

Setelah di terima di perguruan tinggi, akhirnya dihadapkan dengan permasalahan uang kuliah pertama, Namun akhirnya keluarga menginisiasikan menjual warisan satu-satunya yang ditinggalkan oleh Ayah untuk biaya kuliah semester pertama.

Alhamdulillahnya Allah selalu meberikan jalan bagi hambanya yang bersungguh-sungguh, dan untuk semester selanjutnya biaya pendidikan ditanggung sepenuhnya oleh kampus ataupun pemerintah melalui beasiswa Bidikmisi.

Mulai dari situ saya meyakinkan diri untuk tidak menyia-nyiakan pendidikan saya, dan mulai dari situ juga jalan untuk pencapaian lainnya pun semakin terbuka. 

Pada tahun 2017 saya di Nobatkan sebagi Wakil IV Duta Wisata Kota Banda Aceh dibawah Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh, dan terus mengemban tugas mempromosikan wisata Kota Banda Aceh, dan ikut mengembangkan desa wisata bersama rekan-rekan Duta Wisata Kota Banda Aceh lainnya.


Pada tahun yang sama saya di angkat menjadi salah satu ketua di sebuah organisasi yaitu Fasilitator Tangguh Bencana yang merupakan organisasi dibawah UPT. Mitigasi Bencana Unsyiah, saya mencoba memberanikan diri bergabung dan mengemban amanah di organisasi lintas kampus yaitu Universitas Syiahkuala. Dari organisasi ini banyak memberikan jalan bagi saya untuk menjadi asisten dosen, asisten peneliti dan juga pemateri di bidang kebencanaan, dan mengedukasi masyarakat dan pelajar terkait mitigasi bencana, karena Provinsi Aceh sangat rentan akan bencana dan sudah sepatutnya kita harus siaga.

Selanjutnya di tahun 2018 , menjadi delegasi Kota Banda Aceh untuk pelatihan wilayah Forum Indonesia Muda ke 20 di Bukittinggi, Sumatera Barat setelah menaklukkan 7426 pemuda/i terbaik bangsa. Selama pelatihan Forum Indonesia Muda saya diberi kesempatan bertemu pemuda/i terbaik bangsa, mereka adalah delagasi dari daerah lain yang  sudah berkontribusi untuk daerahnya dengan ragam ide kreatif dalam mengembangkan daerahnya. Bertemu mereka membuat saya terus bepikir what new, what next can I do.? Saya masih belum ada apa-apanya di bandingkan mereka.



Selanjutnya di tahun yang sama setelah pelatihan Forum Indonesia Muda, Saya Menjadi TOP 10 pemuda Inspiratif  Kempora untuk wilayah Kota Banda Aceh.

Pada bulan Agustus 2018 saya bersama rekan-rekan melakukan kegiatan sosial ke sebuah pulau terluar yang ada di Aceh.

Kegiatan sosial yang di dasari informasi bahwa sebuh desa yang bahkan tidak pernah melaksanakan upacara dan juga event 17 Agustus lainnya, maka berbekal informasi itu kami berangkat untuk merayakan 17 Agusus bersama masyaralat Lapeng, Pulo Aceh. 

Sepulang dari kegiatan sosial tersebut saya mencoba membuat sebuah tulisan terkait guru dan pendidikan dipulau tersebut.

Alhmdulillah tulisan itu masuk TOP 10 Narasi People, dari Narasi TV milik Najwa Shihab.

Tidak habis sampai disitu pada tahun yang sama saya juga mencoba membuat sebuah tulisan terkait lingkungan yang merupakan bidang studi yang saya geluti di perguruan tinggi, dan hasilnya tulisan tersebut menjuari penulisan blog Aceh Youth Environment Forum, di akhir tahun di tutup dengan menjadi salah satu mahasiswa berprestasi Teknik Lingkungan Universitas Islam Negeri Ar Raniry.

Menjadi pemuda yang ingin lebih baik saya terus memperbaiki diri dan mencari peluang untuk terus berkembang untuk mewujudkan cita-cita bangsa yaitu memiliki sumber daya manusia unggul untuk Indonesia maju.

Pada awal tahun 2019 saya diamanahkan untuk mengemban tugas sebagai koordinator Forum Indonesia Muda Regional Aceh, tempat untuk saya terus berlajar dan mengembangkan diri.

Pada tahun 2019 juga saya mencoba dunia fotografi dan mencoba mengikuti karya foto hasil jepretan seadanya dengan smartphone pada ajang foto Hari Kebencanaan Nasional (HKBN) 2019. Lomba Foto HKBN 2019 diselenggaralan oleh Direktorat jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Ditjen Belmawa) Kemenristekdikti, dan berhasil menjadi juara pertama tingkat nasional pada ajang tersebut.

Alhamdulillah atas segala pencapaian dan kesempatan yang telah di berikan.

Terimakasih untuk semua keluarga dan teman-teman yang terus mensuport dan ikut memotivasi perjalanan ini. 

”Kamu boleh yatim orang tua, tapi jangan sampai kamu yatim akan ilmu pengetahuan, pendidikan dan pengalaman”

Sepenggal kalimat yang saya dapatkan dari pimpinan panti asuhan tempat saya tinggal dulu ketika SMA, yang terus memotivasi saya untuk menjadi manusia yeng berpendidikan, dan berpengetahuan seperti hari ini.

Sekian, semoga cerita ini dapat memotivasi teman-teman semua, saya yang yatim kedua orang tua dan juga keluarga yang kerja serabutan bisa meraih ini semua, semoga kawan-kawan yang masih memiliki orang tua mampu mencapai lebih dari apa yang saya capai demi terbentuknya sumber daya manusia Indonesia yang unggul dan mampu memajukan Indonesia.

Wassalam.


Comments

Popular Posts