BERSYUKUR PADA APA YANG ALLAH TUNDA DAN PADA HARAPAN YANG TIDAK MENJADI NYATA
Bagaimana tidak teringat, ketika sebuah harapan dan kerja keras sudah kita kerahkan, namun harus hampa dalam sebait pesan WhatsApp.
Jadi pada tahun 2019 lalu, selang beberapa bulan setelah selesai magang disalah satu perusahaan, saya mendapat tawaran kontrak kerja.
Seingat saya ini bukanlah tawaran yang pertama untuk bergabung diperusahaan tersebut, tapi yang kedua kalinya.
Tawaran pertama diberikan dihari terakhir magang, hal tersebut dikarenakan absensi sidik jari kehadiran yang dibuatkan untuk saya melebihi jadwal magang yang semestinya, sehingga saya masih bisa keluar masuk gerbang perusahaan dengan sidik jari tersebut.
Maka dari itu pembimbing lapangan saya menawarkan untuk memanfaatkan sisa waktu untuk melanjutkan magang sembari belajar dan membantu perusahaan melakukan pelaporan dibidang lingkungan ke Pemerintah Pusat atau Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Baca Juga : SELF CONFIDENCE PATTERN
Namun setelah dipertimbangkan dengan jadwal perkuliahan, tawaran tersebut tidak saya sanggupi.
Hal tersebut dikarenakan demi kebaikan perusahaan dan perkuliahan agar tidak saling beradu dengan kesibukan antara pekerjaan di perusahaan dan juga perkuliahan.
Kemudian selang beberapa bulan, tiba-tiba pembimbing lapangan saya sewaktu magang dulu kembali menghubungi, beliau menanyakan kesibukan saat itu dengan tujuan menyesuaikan waktu dengan tawaran kontrak yang akan disampaikan.
Kebetulan waktu itu saya masih dalam status mahasiswa, tepatnya mahasiswa akhir yang sedang menyusun proposal tugas akhir dan saat itu juga bersamaan dengan waktu pelaksanaan kuliah pengambdian masyarakat (KPM) di salah satu desa di Aceh Besar.
Selain aktivitas perkuliahan, kebetulan waktu itu saya juga sedang dalam proses training untuk menjadi seorang penyiar di salah satu radio di Kota Banda Aceh.
Ketika tawaran kontrak disampaikan oleh pembimbing lapangan, beliau berharap untuk bisa bergabung bulan itu juga atau dalam waktu secepatnya demi membantu Departement Environment mempersiapkan pelaporan ke pusat terkait pengelolaan lingkungan perusahaan.
Dengan banyaknya rutinitas saat itu dan juga harus bergabung dalam waktu secepatnya juga, tentu menjadi dilema bagi saya.
Baca Juga : MANUSIA DAN WAKTUNYA
Disatu sisi saya harus menyelesaikan kuliah tepat waktu dikarenakan saya merupakan salah satu mahasiswa yang berkuliah dengan program beasiswa di kampus.
Disisi lain ini merupakan tawaran yang sangat bagus untuk peluang belajar dan menambah pengalaman dalam meniti karir.
Akhirnya mencoba meminta waktu untuk mempertimbangkan tawaran tersebut, dan pihak perusahaan memberikan waktu untuk mempertimbangkan.
Mulai dari keluarga, dosen pembimbing akademik, dosen pembimbing tugas akhir dan juga sahabat-sahabat terdekat saya mintai pendapat dan pertimbangan terkait tawaran tersebut.
Awalnya keluarga tidak menyetujui untuk mengambil tawaran kontrak, akhirnya setelah penjelasan panjang lebar semuanya menyetujui dengan menyerahkan pilihan itu pada Allah SWT, yaitu dengan melakukan shalat istiqarah demi memantapkan pilihan.
Baca Juga : MENEMUKAN PESAN CINTA ALLAH DALAM SETIAP SITUASI
Entah dikarenakan awamnya saya selaku hamba dalam melaksanakan ibadah sehingga yang tampak bagi saya waktu itu adalah mengambil tawaran kontrak tersebut.
Maka dari situ semakin mantap dan yakin bagi saya untuk mengambil tawaran kontrak tersebut.!
Ceritanya lumayan panjang ya :D
Tapi semoga ada pelajaran yang bisa diambil dari pengalaman saya nantinya.
Baik kita lanjutkan.!!
Karena sudah merasa mantap dengan pilihan, semua jadwal dan kegiatan saat itu saya coba untuk ditunda, training radio yang tinggal menunggu hari masuk studio terpaksa undur untuk nantinya menyesuaikan dengan jadwal kerja di perusahaan.
Rancangan penelitian yang sudah di rancang, harus di ubah dengan menyesuaikan dan mempertimbangkan hal-hal yang bisa diteliti di perusahaan, bahkan juga sempat akan menunda keberangkatan untuk kuliah pengabdian masyarakat.
Namun untuk masalah kuliah pengabdian masyarakat, saya meminta negosiasi sama pihak perusahaan agar diberi waktu tunggu sampai masa kuliah pengabdian selesai.
Karena jika menunda kuliah pengabdian masyarakat tahun ini, maka saya harus menunggu setahun lagi untuk bisa mengambil kembali mata kuliah tersebut, sehingga untuk permasalahan kuliah pengabdian masyarakat pihak perusahaan mencoba memberi solusi untuk bernegosiasi sama pihak kampus agar kuliah pengabdian saya dipindahkan ke kecamatan atau desa terdekat dengan perusahaan, toh masih dikabupaten yang sama dengan wilayah yang direncana kuliah pengabdian masyarakat oleh kampus.
Tapi apa boleh dikata, daftar kecamatan dan desa yang dijadikan tempat pengabdian masyarakat oleh pihak kampus tidak terletak dekat dengan wilayah perusahaan.
Karena tidak ada pilihan lain, demi menyelamatkan beasiswa yang menanggung beban biaya perkuliahan saya selama ini. Saya kembali meminta pihak perusahaan untuk memberi waktu tunggu bergabung hingga masa kuliah pengabdian masyarakat selesai.
Baca Juga : MENGHIMPUN KEISTIMEWAAN
Lama tidak mendapat jawaban persetujuan dari pihak perusahaan, akhirnya saya memutuskan untuk langsung berangkat kelokasi kuliah pengabdian masyarakat dengan pikiran khawatir jika tiba-tiba dihubungi untuk kembali mengurus kontrak kerja tersebut, kekhwatiran itu muncul karena sangat antusias untuk bisa bergabung bekerja dan belajar di perusahaan tersebut.
Tidak dapat dipungkiri, kekhawatiran itu menjadi nyata.
Tiba-tiba tiga hari berlangsung kuliah pengabdian masyarakat pihak perusahaan menghubungi dengan menanyakan kepastian bergabung, apakah jadi mengambil tawaran kontraknya atau tidak.?
Dikarenakan sudah berjalan kuliah pengabdian masyarakat dan tidak enak meninggalkan anggota tim yang juga kebetulan waktu itu saya ditunjuk jadi ketua untuk kelompok mahasiswa pengabdian di desa tersebut.
Lagi dan lagi saya mencoba menejelaskan kembali kepihak perusahaan untuk berkenan memberi waktu dan menungggu hingga selesai pelaksanaan kuliah pengabdian masyarakat, jika memang tidak bisa berarti kontrak kerja ini bukan rezeki saya.
Dan Alhamdulillahnya dapat persetujuan dari pihak perusahaan dengan syarat semua berkas harus disiapkan terus, sehingga nanti di tanggal yang telah disepakati tinggal masuk kerja dan tanda tangan kontrak.
Semua berkas sudah saya siapkan, ya walaupun harus bolak-balik keluar masuk desa pengabdian dan melanggar aturan yang sudah dibuat bersama kelompok pengabdian demi ke kampus menyiapkan berkas-berkas yang diminta perusahaan.
Berkaspun siap dan langsung menyerahkannya ke salah satu staf Departement Environment yang kebetulan juga merupakan pembimbing lapangan sewaktu magang dulu dan merupakan narahubung selama masa tawaran kontrak ini berlangsung.
Tidak lupa sangking bersemangatnya untuk bekerja dibidang environmental engineering sebelum selesai kuliah.
Disela-sela menyerahkan berkas, tidak lupa juga saya menanyakan apa saja tugas-tugas yang bisa saya lakukan nantinya ketika memulai kerja.
Dengan harapan apa yang belum saya kuasai bisa saya pelajari selama masa tunggu tersebut.
Dan jadilah masa pengabdian masyarakat ketika itu saya lalui dengan kegiatan pengabdian ditambah dengan waktu mempelajari segala sesuatu terkait manajemen pengelolaan lingkungan perusahaan seperti Proper, Simpel, Manifest limbah, Siraja dan manajemen lingkungan lainnya.
Tidak terasa waktu tunggu itupun berlalu, kurang lebih bertepatan dengan H-7 jadwal masuk kerja dan tanda tangan kontrak kerja. Saya mencoba menghubungi pihak perusahaan untuk mengurus perlengkapan kerja seperti seragam, alat pelindung diri (APD), dan lain sebagainya dikarenakan waktu untuk masuk kerja tinggal menghitung hari dan kebetulan juga waktu itu sedang berada disekitaran kota karena meminta izin libur satu hari keluar dari lokasi pengabdian untuk ikut salah satu acara ramadan bersama organisasi.
Namun pesan singkat balasan dari pertanyaan saya terkait seragam dan APD dari pihak perusahan membuat saya hanya berkata "Oke. Baik pak, tidak apa-apa".
Hanya itu jawaban yang saya berikan ketika saya mendapat pesan singkat bahwa pihak perusahaan membatalkan kontrak kerjanya, dikarenaka baru saja dilakukan rapat bersama pimpinan perusahaan dan hasil rapatnya ada perubahan pada setiap departemen yang ada di perusahaan tersebut.
Tidak tahu kenapa bisa menjawab dengan setenang itu ditengah persiapan dan waktu yang sudah dilalui selama proses pengurusan kontrak kerja tersebut.
Baca Juga : JANGAN USIL, COBALAH BERDAMAI DENGAN PIKIRAN
Intinya selalu berprasangka baik dan percaya bahwa ini rencana tuhan dan juga ketetapan terbaik dari-Nya.
Mungkin memang sempat terngiang-ngiang kembali bayangan jika bekerja di perusahaan tersebut, namun semakin kesini semakin sadar dan bersyukur atas apa yang Allah tunda dan juga pada harapan yang tidak menjadi nyata.
Dibalik harapan yang Allah tunda, Allah membukakan pintu-pintu lain yang diridhoi-Nya untuk hamba-Nya.
Bukan untuk menghibur diri, tapi pada kenyataannya jika kita betul-betul sadari dan bersyukur setiap apa yang Allah tunda maka hati akan lapang menerima segala keputusan yang diberikan kepada kita.
Allah menunda kontrak kerja di perusahaan yang selama ini saya harapkan, tapi Allah membuka pintu untuk saya menjadi seorang penyiar dan memulai menulis blog.
Ya walaupun gajinya tidak seberapa dan tidak sebanyak jika bekerja sebagai Environment Officer tapi Alhamdulillah, Allah cukupkan bahkan dari hasil tersebut tersebut masih sempat disisihkan untuk hal-hal positif, baik untuk keluarga, berinvestasi untuk ilmu dan dalam hal lainnya.
Ketika Allah menunda kontrak kerja, Allah juga memberikan peluang kepada saya untuk menyadari bahwa ada beberapa skill yang diharapkan perusahaan namun belum saya kuasai selama ini, sehingga sembari bekerja sebagai seorang penyiar seperti saat ini dan ditengah maraknya seminar online gratis yang diberikan diamana-mana, saya masih memiliki waktu mengambil kesempatan itu untuk terus belajar dan mencari mentor yang expert dibidangnya.
Alhamdulillah juga dengan waktu yang tersisa setelah pengabdian masyarakat bisa menyelesaikan tugas akhir dan bisa mepersembahkan gelar sarjana yang sudah ditunggu-tunggu selama ini oleh keluarga.
Selain itu di tambah dengan mendapatkan kesempatan mengeksplore dan mempromosikan destinasi wisata Provinsi Aceh yang belum sempat saya eksplore sebelumnya, dan diwaktu luang kesempatan itu datang secara gratis yang diberikan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh,dan juga masih memiliki waktu luang berjumpa teman-teman untuk saling bertukar pikiran dan merawat idealisme.
Sebasar apapun pintu yang Allah buka kan untuk kita jika disyukuri dengan begitu pintuk rezeki tersebut akan terasa sangat lapang, bahkan bukan untuk diri sendiri tapi juga lapang untuk orang lain.
Comments
Post a Comment