JANGAN USIL, COBALAH BERDAMAI DENGAN PIKIRAN
Sadarkah kita jika selama ini kita sering mendikte rencana Tuhan.?
Mendikte rencana tuhan? Kog bisa.?
Bagus nggak ya.?
That's not good!!
Kita sering usil dengan pikiran kita, dengan nafsu kita,
sehingga kita sering berandai-andai dan berangan-angan atas apa yang bukan
kehendak kita.
Baca juga : #DIRUMAHAJA? YUK JAGA KESEHATAN MENTAL !!
Berandai-andai memang nikmat bagi sebagian dari kita, bagaimana
tidak.!
Disaat kita berandai-andai kita mencoba menikmati dan
memposisikan kepada sesuatu yang tidak kita dapatkan.
Berandai-andai jika dulu seandainya lulus di kampus A bukan di kampus B,
berandai andai jadi anak si A bukan anak dari si B, dan banyak lainnya.
Tersadar atau tidak kita pasti pernah melakukan hal-hal diatas.
Berandai-andai ini
merupakan bentuk “Keusilan” kita untuk mendikte rencana tuhan, karena tanpa
kita sadari dibalik andai-andai yang kita coba bayangkan dan nikmati dalam
halusinasi itu terdapat ketidakridhaan dan ketidakyakinan kita pada proses dan
takdir tuhan.
Bisa dibilang sikap berandai-andai kita itu merupakan Bahasa
halus dari “merengek” atas takdir yang belum tentu kita tahu akhirnya.
Baca juga : MENGHIMPUN KEISTIMEWAAN
Disinilah letak ketidak tenangan dalam hidup, ketika kita
belum bisa menerima takdir dan masih melintasi pikiran dan nafsu kita dengan
sikap berandai-andai dan halusinasi.
Sehingga seorang filsuf stoa yaitu Marcus Aurelius
mengatakan “Kita menderita lebih banyak
dalam imajinasi dari pada kehidupan nyata”
Maka mulai sekarang cobalah berdamai dengan pikiran sendiri,
menerima ketepan tuhan untuk kita hari ini dan mencoba menjalaninya dan memetik
hal-hal positif dibalik ketetapan tersebut sembari berikthiar dan berdoa untuk
masa depan.
“Istigfar untuk masa lalu, bersyukur untuk hari ini, dan berdoa untuk
hari esok”
Baca juga : SELF LEARNING.!
Comments
Post a Comment